BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IPA merupakan suatu ilmu yag membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis berdasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Tidak bisa hanya berbentuk sebuah konsep saja namun pembelajaran IPA secara praktek juga harus diterapkan. Secara tidak disadari kegiatan sehari-hari yang kita lakukan semuanya mengandung IPA. Jadi, bisa dikatakan bahwa IPA ada di sekitar kehidupan kita.
Merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian IPA?
2. Jelaskan Hakikat IPA?
3. Apa fungsi IPA?
C. Tujuan
1. Menyelesaikan tugas mata kuliah
2. Memahami Hakikat IPA
3. Mengetahui fungsi IPA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IPA
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti ”pengetahuan”. IPA bisa disebut juga dengan natural science.[1]
Dalam kamus Fowler natural science didefinisikan sebagai: “systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on observation and induction” ( yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi ).
Webster’s New Lollegiate Dictionary menyatakan natural science knowledge concerned with the physical world and its phenomena, yang artinya ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya.
B. Hakikat IPA
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa latin yaitu scienta yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti “pengetahuan”. Science kemudian berkembang menjadi natural science yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA). [2]
IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Berikut adalah hakikat IPA menurut para ahli :
1. James B. Conant, mendeskripsikan IPA sebagai rangkaian konsep dan pola konseptual yang saling berkaitan yang dihasilkan dari eksperimen dan observasi. Hasil-hasil eksperimen dan observasi yang diperoleh sebelumnya menjadi bekal bagi eksperimen dan observasi selanjutnya, sehingga memungkinkan ilmu pengetahuan tersebut untuk terus berkembang.
2. IPA menurut Carin & Sound (1989) adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol.
3. Abruscato (1996) dalam bukunya yang berjudul “Teaching Children Science” mendefinisikan tentang IPA sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta.
4. The Harper Encyclopedia of Science mendefinsikan IPA sebagai suatu pengetahuan dan pendapat yang tersusun dan didukung secara sistematis oleh bukti-bukti yang dapat diamati.
Jika menggunakan sudut pandang yang lebih menyeluruh, IPA seharusnya dipandang sebagai cara berpikir untuk memeroleh pemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya, cara untuk menyelidiki bagaimana fenomena-fenomena alam dapat dijelaskan, sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari keingintahuan (inquiry) orang. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah.
a. Hakikat IPA Sebagai Produk
Produk adalah hasil yang diperoleh dari suatu pengumpulan data yang disusun secara lengkap dan sistematis. Contoh: Dari hasil pengamatan tanaman ditempat terang dan ditempat gelap maka dihasilkan perbedaan antara lain; (a) bentuk daun (b) tinggi tumbuhan (c) warna tumbuhan
IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik dari para ahli saintis sejak berabad-abad berupa fakta, data, konsep, prinsip, dan teori-teori. Jadi hasil yang berupa fakta yaitu dari kegiatan empiric (berdasarkan fakta), sedangkan data, konsep, prinsip dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik.[3]
1 Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda yang benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya : air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah
2 Konsep IPA adalah merupakan penggabungan ide antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya.
Misal : energi, air, tumbuhan, massa, gaya
3 Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep
Misal : udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika udara tersebut dipanaskan.
4 Hukum alam adalah prinsip – prinsip yang sudah diterima dan bersifat lebih kekal.
Misal : Hukum kekekalan energi berbunyi bahwa dalam suatu interaksi tidak ada energi yang diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi hanya berubah dari suatu bentuk ke bentuk lain.
5 Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, data-data, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori ini dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Misal : Teori meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan terbentuk.
b. Hakikat IPA Sebagai Proses
IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Jadi dalam prosesnya kita bisa berfikir dalam memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan. IPA disusun dan diperoleh melalui metode ilmiah. Untuk itu diperlukan sejumlah keterampilan sains yang sering disebut science processes skills, meliputi :
a. Mengenal dan merumuskan masalah.
b. Mengumpulkan data.
c. Melakukan percobaan atau penelitian.
d. Melakukan pengamatan.
e. Melakukan pengukuran.
f. Menyimpulkan.
g. Mengkomunikasikan pegetahuan atau melaporkan hasil penemuan.
Didalam penyelidikan suatu ilmiah terbagi menjadi tujuh tahapan, diantaranya :
1. Observasi/ pengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indra.
2. prediksi yaitu memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang telah diperoleh.
3. Interpretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan.
4. Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperimen.
5. Tahap- tahap penelitian:
§ Menetapkan masalah penelitian.
§ Menetapkan hipotesis penelitian.
§ Menetapkan alat dan bahan yang digunakan.
§ Menetapkan langkah- langkah percobaan serta waktu yang dibutuhkan.
6. Mengendalikan variabel yaitu mengukur variabel sehingga ada perbedaan pada akhir eksperimen karena pengaruh variabel yang diteliti.
Variabel terdiri atas tiga yaitu:
§ Varibel bebas yaitu factor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan.
§ Variabel terikat yaitu factor yang dipengaruhi.
§ Variabel control yaitu variabel yang dibuat tetap.
7. Hipotesis yaitu suatu pernyataan berupa dugaan sementara tentang kenyataan-kenyataan yang ada di alam melalui perkiraan.
8. Kesimpulan yaitu hasil akhir dari proses pengamatan.
c. IPA Sebagai Sikap Ilmiah
Dalam proses IPA mengandung cara kerja, sikap, dan cara berfikir. Dalam memecahkan masalah atau persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkin usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini dinamakan sikap ilmiah. Sikap-sikap tersebut antara lain: [4]
a. Objektif terhadap fakta aau kenyataan
b. Tidak tergesa-gesa di dalam mengambil kesimpulan atau keputusan.
c. Berhati terbuka
d. Dapat membedakan antara fakta dan pendapat
e. Bersikap tidak memihak suatu pendapat tertentu tanpa alasan yang didasarkan atas fakta.
f. Tidak mendasarkan kesimpulan atas prasangka.
g. Tidak percaya akan takhayul
h. Tekun dan sabar dalam memecahkan masalah.
i. Bersedia mengkomunikasikan dan mengumumkan hasil penemuannya untuk diselidiki, dikritik dan disempurnakan.
j. Dapat bekerjasama dengan orang lain.
k. Selalu ingin tahu tentang apa, mengapa, dan bagaimana dari suatu masalah atau gejala yang dijumpainya.
Menurut Wynne Harlei dan Heudro Darmojo, sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak SD yaitu:
a. Sikap ingin tahu
b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru
c. Sikap kerja sama
d. Sikap tidak putus asa
e. Sikap tidak berprasangka
f. Sikap mawas diri
g. Sikap bertanggung jawab
h. Sikap berpikir bebas
i. Sikap kedisiplinan diri
Sikap ilmiah lain yang muncul dari hasil pengamatan/ obsevasi:
(a) Jujur (b)Teliti (c) Cermat.
C. Fungsi IPA
Berikut adalah fungsi IPA :
· Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
· Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.
· Mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang paham materi IPA dan teknologi.
· Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti ”pengetahuan”. IPA bisa disebut juga dengan natural science.
IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif.
Berikut adalah fungsi IPA :
· Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
· Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.
· Mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang paham materi IPA dan teknologi.
· Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kami sangat berharap makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat dan dapat membantu pembaca, serta dapat menjadikan referensi yang bisa digunakan mahasiswa dan Mohon kritik dan saran dari kekurangan yang ada pada makalah kami.
Asy’ari, Muslichach. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat
Dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta:
Depdiknas.
Priyono, Titik. (2010). Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional
Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah
Dasar. Jakarta: Depdiknas.
[1] Asy’ari, Muslichach. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat Dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
[2]Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
[4] Priyono, Titik. (2010). Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta:Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional