MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK “MASALAH-MASALAH BELAJAR DALAM KELAS”

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“MASALAH-MASALAH BELAJAR DALAM KELAS”



BAB I
PENDAHULUAN
      A.  Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Permasalahan belajar adalah segala masalah yang terjadi selama proses belajar itu sendiri. Masalah-masalah belajar tetap akan dijumpai. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan yang dinamis, sehingga perlu secara terus menerus mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa.
Agar aktivitas – aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dapat lebih terarah, dan guru dapat memahami persoalan- persoalan belajar yang sering kali atau pada umumnya terjadi dikebanyakan siswa dalam berbagai bentuk aktivitas pembelajaran, maka akan lebih baik bilamana guru memiliki bekal pemahaman tentang masalah – masalah belajar.
Pemahaman tentang masalah belajar memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan munculnya masalah yang dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan pemahaman itu pula guru dapat menenmukan solusi tindakan yang dianggap tepat jika menemukan masalah-masalah di dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Kita sebagai calon seorang guru harus mengetahui masalah-masalah yang di hadapi siswa, terutama siswa di sekolah menengah yang rentan dengan masalah belajar. Hal ini bertujuan agar kita memperoleh gambaran secara rinci mengenai berbagai permasalahan belajar.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. 
      B.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
       1.      Apa pengertian masalah belajar?
       2.      Apa sajakah jenis-jenis masalah belajar?
       3.      Apa faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar yang dihadapi siswa?
       4.      Masalah-masalah apa saja yang sering terjadi dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan bagaimana solusinya?
      C.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
       1.      Dapat mengetahui pengertian masalah belajar
       2.      Dapat mengetahui jenis-jenis masalah belajar
       3.      Dapat mengetahui faktor-faktor penyebab masalah belajar yang dihadapi siswa
       4.      Dapat mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran di dalam kelas
  
BAB II
PEMBAHASAN
      
      A.  Pengertian Masalah Belajar
      1.    Pengertian Belajar
Skinner (1958) memberikan definisi belajar “Learning is a process progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Skinner percaya bahwa proses adaptasi akan mendatangkan hasil yang optimal apabila diberi penguatan (reinforcement). Ini berarti bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Disamping itu belajar juga memebutuhkan proses yang berarti belajar membutuhkan waktu untuk mencapai suatu hasil.
Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua rumusan. Rumusan pertama berbunyi “acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience” (Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman). Rumusan keduanya adalah process of acquiring responses as a result of special practice (Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus).
Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dipahami secara umum bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif.

2.    Pengertian Masalah Belajar
Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan.
Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.
Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Anita E (1995) “Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya”.
Menurut Garry dan Kingsley (1970) “Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan”.
Sedangkan menurut Gagne (1984)  bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.
Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut “Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata normal, pandai atau cerdas.

B.  Jenis-Jenis Masalah Belajar
Dalam pengertian masalah belajar di atas, maka dapat dirincikan jenis-jenis siswa yang mengalami permasalahan dalam belajar, yaitu sebagai berikut:
      
        1.    Siswa yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar.
Sesuai dengan tujuan belajar yang tercantum dalam Kurikulum bahwa siswa dikatakan lulus atau tuntas dalam suatu pelajaran jika telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh tiap-tiap guru bidang studi. KKM dibuat berdasarkan intake (pencapaian) siswa di dalam kelas. Apabila seorang siswa tidak mencapai kriteria tersebut, maka yang bersangkutan dikatakan bermasalah dalam pelajaran tersebut.
     
        2.    Siswa yang mengalami keterlambatan akademik.
Yakni siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi tetapi tidak menggunakan kemampuannya secara optimal. Belum tentu semua siswa yang terdapat dalam satu kelas memiliki kemampuan yang sama, ada beberapa siswa dengan kemampuan intelegensi diatas rata-rata bahkan super. Kondisi inilah yang menyebabkan siswa cerdas ini harus menyesuaikan kebutuhan asupan kecerdasannya dengan kemampuan teman-teman sekelasnya, sehingga siswa yang seharusnya sudah berhak diatas teman-teman sebayanya dipaksa menerima kondisi sekitarnya.
       
        3.    Siswa yang secara nyata tidak dapat mencapai kemampuannya sendiri (tingkat IQ yang diatas rata-rata).
Maksudnya, yaitu siswa yang memiliki intelegensi diatas rata-rata normal tetapi tidak mencapai tujuan belajar yang optimal. Misalnya KKM pada Mata Pelajaran A sebanyak 65, kemudian nilai yang dicapainya 70. Padahal seharusnya dengan tingkat intelegensi seperti itu, yang bersangkutan bisa mendapat nilai minimal 80 bahkan lebih.
  
        4.    Siswa yang sangat lambat dalam belajar.
Yaitu keadaan siswa yang memilki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus. Siswa yang mengalami kondisi seperti ini yakni siswa yang memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata dan sangat sering bermasalah dalam pembelajaran. Seringkali Guru kehabisan ide untuk menangani siswa yang seperti ini, bimbingan pelajaran tambahan atau ekstra menjadi salah satu alternatif penyelesaian masalah semacam ini.
      
        5.    Siswa yang kekurangan motivasi dalam belajar.
Yakni keadaan atau kondisi siswa yang kurang bersemangat dalam belajar seperti jera dan bermalas-malasan. Siswa yang seperti ini biasanya didukung oleh kondisi atau lingkungan apatis, yang tidak peduli terhadap perkembangan belajar siswa. Lingkungan keluarga yang apatis, yang tidak berperan dalam proses belajar anak bisa menyebabkan anak menjadi masa bodoh, sehingga belajar menjadi kebutuhan yang sekedarnya saja. Lingkungan masyarakat yang merupakan media sosialisasi turut berperan penting dalam proses memotivasi siswa itu sendiri.

        6.    Siswa yang bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar
Yaitu kondisi siswa yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya. Besarnya kesempatan yang diberikan oleh Guru untuk menyelesaikan tugas menyebabkan siswa mengulur-ulur pekerjaan yang seharusnya diselesaikan segera setelah diperintahkan, Guru yang terlalu disiplin dan berwatak tegas juga menjadi faktor berkurangnya perhatian (attention) yang seharusnya diberikan oleh siswa kepada Guru.

        7.    Siswa yang sering tidak mengikuti proses belajar mengajar di kelas
Yaitu siswa-siswa yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilanggan sebagian besar kegiatan belajarnya. Seringkali materi pelajaran yang telah disampaikan oleh Guru pada pertemuan jauh sebelumnya kemudian siswa dituntut  untuk mengikuti dan menguasai materi pelajaran dalam waktu yang relatif singkat menyebabkan si siswa menjadi tertekan dan terbebani oleh materi belajar yang banyak.
         8.    Siswa yang mengalami penyimpangan perilaku (kurangnya tata krama) dalam hubungan intersosial.
Pergaulan antar teman sepermainan yang tidak seumuran dan tidak mengeyam bangku pendidikan menyebabkan si anak atau siswa terpengaruh dengan pola perilaku dan pergaulan yang serampangan, seperti berbicara dengan nada yang tinggi dengan orang yang lebih tua, sering membuat kegaduhan atau keributan di dalam masyarakat. Kemudian siswa yang bersangkutan membawa perilaku buruknya tersebut kedalam lingkungan sekolah yang lambat laun menyebabkan teman-teman lainnya terpengaruh dengan pola perilakunya, baik dalam berbicara ataupun dalam memperlakukan orang lain.

      C.  Faktor-Faktor Penyebab Masalah Belajar
        1.      Hal-Hal yang Berpengaruh Terhadap Proses Belajar
Dalam menunjang berhasilnya suatu proses belajar, terdapat beberapa hal pokok yang sangat berpengaruh terhadap proses belajar itu sendiri, yaitu sebagai berikut:

        1)      Faktor Internal Belajar
Dalam belajar siswa mengalami beragam masalah, jika mereka dapat menyelesaikannya maka mereka tidak akan mengalami masalah atau kesulitan dalam belajar. Terdapat berbagi faktor internal dalam diri siswa, yaitu:
        ·         Sikap terhadap belajar
        ·         Motivasi belajar
        ·         Konsentrasi belajar
        ·         Kemampuan mengolah bahan ajar
        ·         Kemampuan menyimpan perolehan hasil ajar
        ·         Menggali hasil belajar yang tersimpan
        ·         Kemampuan berprestasi
        ·         Rasa percaya diri siswa
        ·         Intelegensi dan keberhasilan belajar
        ·         Kebiasaan belajar
        ·         Cita-cita siswa

       2)      Faktor Ekstern Belajar
Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Disamping itu proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah merupakan faktor eksternal belajar. Ditinjau dari segi siswa, maka ditemukan beberapa faktor eksternal yang berpengaruh pada aktivitas belajar.
Faktor-faktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut:
        ·         Guru sebagai pembina siswa dalam belajar
        ·         Sarana dan prasarana pembelajarn
        ·         Kebijakan penilaian
        ·         Lingkungan sosial siswa di sekolah
        ·         Kurikulum sekolah

      2.      Faktor-faktor Penyebab Masalah Belajar
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehaviour) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan minggat dari sekolah. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya masalah belajar terdiri dari dua macam, yakni:

        1.      Faktor internal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri.
         2.      Faktor eksternal siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa itu sendiri.

Kedua faktor ini meliputi ragam keadaan sebagai berikut:
         1)      Faktor internal siswa
Faktor internal siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yaitu:
       ·         Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa;
       ·         Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;
       ·         Yang berdifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).
2)       Faktor eksternal siswa
Faktor eksternal siswa meliputi semua kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:
       ·         Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara kedua orang tua, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
       ·         Lingkungan sekitar/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (pear group) yang nakal.
       ·         Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat pendukung sarana belajar yang berkualitas rendah.
      D.  Masalah-Masalah Belajar dalam Kelas dan Solusinya
        1.      Melamun saat guru mengajar
         ·         Penyebab:
Masalah yang sulit untuk di utarakan dan belum terselesaikan sering membuat seseorang khususnya siswa melamun. Hal ini sangat mengganggu siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan guru saat proses belajar mengajar.
        ·         Solusi:
Disini peran guru sebagai pembimbing dan orang tua di sekolah harus di utamakan. Karena bila sudah melihat siswanya sering melamun perlu di tanyakan secara empat mata dan di carikan solusi yang terbaik bagi siswa tersebut.

       2.      Murid sering terlambat masuk sekolah
       ·         Penyebab:
Rata-rata murid datang terlambat dikarenakan bangun tidur terlalu siang, hal ini bisa disebabkan oleh siswa tersebut tidur larut malam.
       ·         Solusi:
Memberikan teguran kepada siswa merupakan salah satu cara yang bijak untuk masalah ini.

3.      Bermain game saat guru menerangkan
      ·         Penyebab:
Bermain game sangat mengganggu konsentrasi siswa saat belajar. Mungkin dikarenakan siswa tersebut diberikan teknologi yang seharusnya belum diberikan kepada mereka, sehingga siswa belum memahami fungsi sesungguhnya dari teknologi tersebut.
      ·         Solusi:
Untuk Orang tua, harus di pahami bahwa memberikan teknologi yang tidak sesuai dengan anak bukam membuat anak menjadi manusia modern. Tapi malah akan merusak anak tersebut, jadi alangkah bijaknya jika orang tua dan sekolah memberi batasan yang jelas tentang teknologi yang boleh dan tidak.

       4.      Bermain HP (hand phone) saat guru mengajar
      ·         Penyebab:
Bermain HP sangat mengganggu konsentrasi siswa saat belajar. Mungkin dikarenakan siswa tersebut diberikan teknologi yang seharusnya belum diberikan kepada mereka, sehingga siswa belum memahami fungsi sesungguhnya dari teknologi tersebut dan kesalahan memberikan teknologi yang masih belum sesuai dengan usianya.
       ·         Solusi:
Masalah ini bisa dengan memberikan batasan teknologi yang di berikan. Atau juga bisa dengan larangan membawa HP ke sekolah.

       5.      Lama dalam menyelesaikan tugas yang di berikan
       ·         Penyebab:
Biasanya hal ini dikarenakan siswa lebih mengutamakan ngobrol dengan teman dari pada mengerjakan tugas.
       ·         Solusi:
Bila seorang guru melihat kejadian ini, maka sang guru tersebut harus menegur siswa tersebut agar segera menyelasaikan tugasnya.

6.      Mencontek saat ulangan
       ·         Penyebab:
Mencontek sudah seperti masalah yang klasik dan sulit untuk di selesaikan. Hal ini disebabkan karena siswa masih berpandangan mengejar nilai bukan mengejar ilmu.
      ·         Solusi:
Menanamkan sifat jujur dan memberi pemahaman tentang manfaat berbuat jujur bisa sedikit demi sedikit mengurangi angka kecurangan di bidang akademik ini.
  
       7.      Tidur saat guru mengajar
       ·         Penyebab:
Banyak penyebab yang membuat siswa tidur di saat guru mengajar, bisa jadi siwa tersebut mengantuk di karenakan dia membantu orang tua sampai malam hari, mungkin juga siswa tersebut menyaksikan acara televisi hingga larut malam.
       ·         Solusi:
Solusi yang mungkin di capai antara lain, dengan memberikan batasan waktu siswa untuk istirahat agar pada pagi harinya siswa sudah siap menerima ilmu untuk masa depannya.

       8.      Mengobrol saat guru mengajar
       ·         Penyebab:
Mengobrol saat guru mengajar bukan lagi hal baru bagi siswa, dan hal ini harus di akui tidak baik bagi proses belajar mengajar. Penyebabnya bisa jadi karena ada masalah-masalah yang belum terselesaikan, bisa jadi pula karena siswa merasa bosan dengan metode pengajaran guru sehingga siswa mencari pelarian pembahasan dengan cara mengobrol.
      ·         Solusi:
Masalah mengobrol saat guru mengajar dapat di selesaikan dengan cara mencari metode-metode mengajar yang baru, sehingga murid merasa tertarik untuk mendengarkan penjelasan dari guru.

 9.      Pasif saat guru memberi pertanyaan
       ·         Penyebab:
Pasif saat guru memberi pertanyaan merupakan masalah hampir di seluruh Indonesia. Hal ini mungkin di sebabkan rasa malu, dan takut salah, atau bisa juga di karenakan siswa tersebut takut di katakan “sok pintar”.
       ·         Solusi:
Masalah ini bisa di selesaikan jika guru secara perlahan dan berkesinambungan memberi pengertian kepada siswa bahwa jika salah saat menjawab pertanyaan guru bukan berarti siswa tersebut bodoh, tapi siswa tersebut sudah mencoba dan harus di hargai.

      10.  Tidak konsentrasi saat guru mengajar
      ·         Penyebab:
Tidak konsentarasi bisa disebabkan karena faktor kelelahan, faktor eksternal (masalah pribadi).
      ·         Solusi:
Jika masalahnya dikarenakan maslah kelelahan maka guru harus menegur siswa agar menjaga kesehatan dan memperhatikan jam istirahat. Sedangkan jika masalahnya di karenakan ada masalh pribadi, maka guru juga harus memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa secara bijaksana.

      11.   Lama dalam memahami pelajaran
       ·         Penyebab: 
Hal ini bisa disababkan karena pengaruh IQ atau kemampuan berfikir. Atau bisa juga hal ini disebabkan karena siswa ada masalh sehingga dia sulit untuk berkonsentrasi.
       ·         Solusi:
Bisa dengan cara mencarikan metode belajar yang pas dan sesuai dengan anak. Atau bisa juga memberikan tambahan jam pelajarn yang tentu tidak terlalu memberatkan anak.

12.   Siswa tidak percaya diri untuk maju ke depan kelas
       ·         Penyebab:
Penyebabnya bisa jadi karena siswa malu dan takut di ketawai saat melakukan kesalahan didepan kelas.
       ·         Solusi:
Melatih peserta didik secara terus menerus untuk memberaniakan diri maju kedepan diharapkan akan meningkatkan kepercayaan diri siswa.

      13.  Menggambar saat guru menerangkan
       ·         Penyebab:
Menggambar, memang tidak ada salahnya namun jika menggambar saat guru menerangkan mata pelajaran yang lain tentu itu tidak baik. Penyebabnya bisa jadi karena siswa merasa bosan dan bisa pula karena siswa sangat menggemari menggambar.
      ·         Solusi:
Lagi-lagi peranan guru sangat di butuhkan demi menarik simpati anak didik untuk belajar dan mendengarkan guru mengajar. Dengan metode yang menarik tentu akan sangat membantu anak untuk menyukai semua mata pelajaran.

      14.  Membaca buku yang bukan mata pelajaran saat itu
       ·         Penyebab:
Bisa jadi karena murid tersebut belum mengerjakan PR, sehingga dia ingin menyelesaikannya sebelum jam pelajaran tersebut. Atau bisa jadi pula siswa kurang meminati pelajaran yang sedang dipelajari, sehingga dia lebih memilih membaca buku mata pelajaran yang lain.
       ·         Solusi:
Guru bisa menegur siswa tersebut, karena suka tidak suka semua mata pelajaran harus di kuasainya. Guru juga berkewajiban mencarikan model-model pembelajaran yang menarik bagi semua siswa.
15.  Membolos saat jam sekolah
       ·         Penyebab:
Kenakalan seperti ini masih jarang terjadi di tingkat SD namun jika terjadi maka harus dilakukan pembinaan agar kebiasaan tersebut tidak terjadi lagi. Penyebabnya bisa karena ajakan dari teman yang lebih dewasa (SMP). Atau mungkin juga memang anak tersebut punya perwatakan nakal.
       ·         Solusi:
Dengan pengetatan daftar hadir pihak sekolah bisa mengecek siapa yang tidak hadir dan hadir. Dengan begitu kita bisa menanyakan kenapa siswa tersebut tidak hadir. Bila membolos maka diberi hukuman yang sewajarnya bisa membuat siswa tersebut menjadi jera.
       16.  Buku pelajaran tertinggal dirumah
       ·         Penyebab:
Lalai dan lupa menjadi alasan klasik siswa saat buku pelajaran mereka tertinggal di rumah.
       ·         Solusi:
Untuk siswa, menyiapkan buku pelajaran pada malam hari atau sore hari bisa menjadi rumus jitu agar tidak lupa membawa buku pelajaran sesuai dengan jadwal peljaran besok harinya.
  
                                                                   BAB III
                                                                 PENUTUP
       A.  Kesimpulan
Belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif.
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.
Jenis-jenis masalah belajar yaitu Siswa yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar, siswa yang mengalami keterlambatan akademik, siswa yang secara nyata tidak dapat mencapai kemampuannya sendiri (tingkat IQ yang diatas rata-rata), siswa yang sangat lambat dalam belajar, siswa yang kekurangan motivasi dalam belajar, siswa yang bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, siswa yang sering tidak mengikuti proses belajar mengajar di kelas, siswa yang mengalami penyimpangan perilaku (kurangnya tata krama) dalam hubungan intersosial.
Faktor-faktor penyebab yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor eksternal siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa itu sendiri.
Masalah-masalah belajar dalam kelas yaitu melamun saat guru mengajar, murid sering terlambat masuk sekolah, bermain game saat guru menerangkan materi, bermain HP (hand phone) saat guru mengajar, lama dalam menyelesaikan tugas yang di berikan, mencontek saat ulangan, tidur saat guru mengajar, mengobrol saat guru mengajar, pasif saat guru memberi pertanyaan, tidak konsentrasi saat guru mengajar, lama dalam memahami pelajaran, siswa tidak percaya diri untuk maju ke depan kelas, menggambar saat guru menerangkan, membaca buku yang bukan mata pelajaran saat itu, membolos saat jam sekolah, dan buku pelajaran tertinggal dirumah.

 B.  Saran
Diharapkan kepada para Guru agar lebih menyelenggarakan pembelajaran yang optimal terhadap anak didiknya dan memberikan pemahaman yang lebih luas tentang arti belajar itu sendiri.
Diharapkan kepada Guru selaku pendidik untuk tidak hanya memfokuskan fungsinya selaku pengajar dan fasilitator, tetapi juga perannya selaku motivator sehingga sukses dalam proses pembelajaran.

Related Posts

Subscribe Our Newsletter