MAKALAH PRINSIP-PRINSIP KEMATANGAN DALAM PERKEMBANGAN BELAJAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejalah jiwa. Maka dari itu, psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang gejalah- gejalah jiwa yang berkenan tentang pendidikan, misalnya tentang belajar dan berbagai aspeknya. Dalam hal belajar ini terdapat berbagai aspek yang salah satunya mengenai hal kematangan dalam hal belajar. Dalam buku child development, Elizabeth B. Hurlock mengemukakan bahwa perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil atau akibat daripada kematangan dab belajar.
Mungkin masih sangat membingungkan apa yang dimaksud dengan kematangan, aspek- aspeknya, prinsip- prinsipnya dan hubungan anak dalam belajar. Oleh karena itu, mengenai kematangan mak kami akan mencoba membahasnya sedetail mungkin.
Perkembangan yang dialami peserta didik membawa mereka kearah kematangan. Kematangan ini akan tercapai jika sudah menemukan pegangan atau nilai- nilai yang mereka cari, yaitu menjelang berakhirnya masa remaja atau mulainya masa dewasa.
Kematangan fisik atau jasmani terjadi setela berhentinya pertumbuhan yang terjadi dengan pesat, sehingga anak laki- laki akan kelihatan berjalan tegap karena dada dan bahunya semakin bidang, sedangakn anak perempuan berjalan melenggang karena pinggulnya membesar. Kematangan sosial ditandai oleh sikap sosial yang menetap sebagai anggotanya masyarakat, dan anggota keluarga, yang mulai merasakan adanya tanggung jawab baik sebagai pribadi ataupun sebagai anggota masyarskat. Kematangan emosional ditandai oleh stabilnya emosin sehingga ledakan- ledakan yng sering terjadi semakin berkuraang dan bahkan berhenti sama sekali. Namun yang perlu kita ingat adalah bahwa usia untuk mencapai kematangan ini berbeda- beda ada anak yang cepat matang da nada juga yang sangat lambat. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru harus arif dalam menandai perkembangan atau kematangan sisiwa.
B. Rumusan Masala
1. Pengertian kematangan
2. prinsip- prinsip pembentukan kematangan
3. Ciri- ciri adanaya kematangan
4. Fungsi Kematangan Dalam Proses Perkembangan Atau Belajar
5. Dasar- Dasar Biologis Tingkah Laku
A. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian kematangan
2. Menjelaskan prinsip- prinsip pembentukan kematangan
3. Menjelaskan Ciri- ciri adanaya kematangan
4. Menjelaskan Fungsi Kematangan Dalam Proses Perkembangan Atau Belajar
5. Menjelaskan Dasar- Dasar Biologis Tingkah Laku
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kematangan
Kematangan adalah kemampuan seseorang untuk berbuat sesuatu dengan cara- cara tertentu. Singkatan ia telah memiliki intelegensi. Intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fatansi, perasaan, perhatian, minat dan sebagainya) turut mempengaruhi intelegensi seseorang.
Kematangan disebabkan karena perubahan “genes” yang menentukan perkembangan struktur fisiologi dalam system saraf, otak dan indra sehingga semua itu memungkinkan individu matang mengadakan reaksi- reaksi terhadap setiap stimulus lingkungan.
Menurut engglish dan engglish, kematangan adalalah “maturity iis the state or condition of complete or adult from structure, and function of anorganism, wether in respect to a single trait or, more often, all traits.” (engglish dan engglish, 1958:308).
Dari definisi di atas dapat di artikan bahwa kematangan adalah keadaan atau kondisi bentuk, struktur dan kondisi yang lengkap atau dewasa pada suatu organism baik terhadap suatu sifat, bahkan seringkali semua sifat.[1]
Kematangan (maturity) membentuk sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara tertentu, yang disebut “readiness” (kesiapan). Readiness yang dimaksud yaitu readiness untuk bertingka laku yang ingstingtif, maupun tingkah laku yang dipelajari.
1. Ciri tingkah laku instingtif:
a) tingka laku instingtif terjadi menurut pola pertumbuhan hereditary.
b) tingkah laku instingtif adalah tanpa didahului dengan latihan atau praktek sebelumnya.
c) tingka laku yang instingtif berulang setiap saat tanpa ada saraf yang menggerakan nya.
Tingka laku instingtif ini biasanya terjadi karena adanya kematangan seksual, atau fungsi saraf. Yang termasuk tingkah laku yang diwariskan adalah bukan hanya tingka laku insting. Reaksi- reaksi psikologi seperti: reflex,takut berani haus, lapar marah tertawa, dan lain- lain adalah tidak usah dipelajari melainkan sudah diwariskan
Tingkah laku apapun yang dipelajari, memerlukan kematangan. Orang tak akan dapat berbuat secara iteligen apabilah kapasitas itelektualnya belum memungkinkanya. Untuk itu kematangan dalam struktur otak dan system saraf sangat diperlukan. Dalam kehidupan individu, banyak hal yang tidak dapat dilakukan atau diperoleh hanya dengan kematangan, melainkan harus dipelajari.
Misalnya mengenai, kemampuan berbiicara, membaca, menulis dan berhitung. Dalam hal ini melakukukan aktivitas- aktivitas semacam itu, kematangan memang tetap diperlukan sebagai penentu readiress untuk belajar.
B. prinsip- prinsip pembentukan kematangan
Seseorang baru dapat belajar tentang sesuatu apabilah di dalam dirinya sudah terdapat “readiness” untuk mempelajari sesuatu ituu. Ada orang yang mengartikan readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untu berbuat sesuatu.
Readiness dalam belajar melibatkann beberapa faktor yang bersama- sama membentuk readiness yaitu:
1. Perlemgkapan dan pertumbuhan fisiologis; ini menyangkut pertubuhan terhadap perlengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alay- alat indra, dan kapasitas intelektual.
2. Motivasi yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan tertentu individu untuk mempertahankan serta mengembangkan diri. Motivasii berhubungan dengan system kebutuhan dalam diri manusia serta tekanan- tekanan lingkungan.
Dengan demikian, readiness seseorang itu senantiasa mengalami perubahan setiap hari sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fsiologis individu serta adanya desakan- desakan dari lingkungan seseorang. Perkembanagan readiness terjadi dengan mengikuti prinsip- prinsip. Adapun prinsip- prinsip tertentu. Adapun prinsip- prinsip tersebut ialah sebagai berikut:
1. Semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk readiness.
2. Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu.
3. Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi- fungsi kepribadian individu, baik yang jasmanilah maupun yang rohaniah.
4. Apabilah readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri seseorang, maka sat- saat tertentu dalam kehidupan sesorang merupakan masa formatif bagi perkembanagan pribadinya.
Berdasarkan prinsip- prinsip tersebut, jelaslah bahwa apa yang telah dicapai oleh seseorang pada masa- masa yang lalu akan mempunyai arti bagi aktifitas- aktifitasnya sekarang. Apa yang telah terjadi pada sat sekarang. Apa yang telah terjadi pada saat sekarang akan memberikan sumbangan terhadap readiness individu di masa mendatang.
C. Ciri- ciri adanaya kematangan
Mengetahui adanaya tahap kematangan suatu sifat sangat penting arti nya bagi seorang pendidik atau pengasuh, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang sebaik- baiknya terhadap semua usaha bagi mereka.[2]
Adanay ciri- ciri kematangan tersebut pada diri si anak adalah ditndai dengan adanaya:
1. perhatian si anak
2. lamanya perhatian berlangsung
3. kemajuan jika diajar atau dilatih
telah banayak percobaan- percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seseorang anak dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar pengajar ataupun pengalaman. Hasilnya antara lain:
1. perhatian si anak
2. lamanya perhatian berlangsung
3. kemajuan jika diajar atau di lati.
Telah banyak percobaan- percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seseorang anak dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar pengajaran ataupun pengalaman. Hasilnya antara lain:
1. Pada tahun- tahun ini pertama “kematangan” ini penting karena memungkinkan pengajaran atau latihan.
2. Dalam perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan diantara anak kembar dan anak yang berbeda rasanya.
3. Berlangsung secara bersama- sama antarpertumbuhan kodrad (kematangan) dengan pengajaran atau latihan adalah sangat menguntungkan bagi perkembanagan amak`
D. Fungsi Kematangan Dalam Proses Perkembangan Atau Belajar
Dalam perkembangan fungsi kematangan itu adalah sebagai berikut:
1. Pemberian bahan mentah atau bahan baku bagi sebuah perkembangan: misalnya kematangan otot dan urat kaki sebagai bahann untuk perkembangan berjalan
2. Pemberi batas dann kualitas perkembangan, makin baik kualitas perkembangan suatu fungsi akan semakin baik kualitas hasil perkembangan yang terjadi dan juga sebaliknya.
3. Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabilah melatih, membingbing ataupun mengajarnya.
4. Kematangan sebagai dasar dari pembentukan readiness
Pengaruh kondisi jasmania terhadap pola tingjah laku atau pengakuan social sangat tergantung kepada:
1. Pengakuan individu yang bersangkutan terhadap diri sendiri (self concept)
2. Pengakuan dari orang lain atau kelompoknya. Masing masing individu mempunyai sikap tersendiri terhadapp keadaan fisiknya.
perubahan jasmani memerlukan bantuan “motor learning” agar pertumbuhan itu mencapai kematanga n. kematangan ataupun kondisi fisik baru akan memperoleh pengakuan social, apabilah individu yang bersangkutan menguasakan “social learning” (belajar berinteraksi dengan orang lain atau keompok serta menyesuaikan diri dengan nilai- nilai serta minat- minat kelompok)` dengan diusahakannya tingkat- tingkat kematanganya sesuai dengan tahap- tahap pertumbuhannya, belajarnya, dann lingkungan nya sosialnya.
E. Dasar- Dasar Biologis Tingkah Laku
Tingka laku individu didasari oleh pertumbuhan biologisnya,. System saraf merupakan penggerak tingkah laku manusia secara biologis. System saraf terdiri atas komposisi sel sel yang disebut neoronns. Tiao tiap neorun mengandung tenaga yang berasal dari proses kimiawi dan elektronik. Apabila mendapat stimulasi, neurons melepaskan dorongan- dorongan elektronis yang merangsang gerakan neurons lainya guna merangsang gerakan urat- urat dan otot- otot tubuh.
Pusat system saraf terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Itulah yang berfungsi sebagai pengatur geraakan jasmaniah pada tubuh .berbagai fungsi otak telah dilokalisasi melalui proses- proses kegiatan neural sebagai berikut:
1. Lokalisasi fungsi otak melalui stimulus elektris dari kimiawi terhadap semua bagian otak.
2. Lokalisasi fungsi otak melalui pencatatan aktifitas neural di bagian- bagian otak yang berlainan posisi dan manfaat.
3. Lokalisasi fungsi otak melalui teknik pelukan (penggarisan jejak jejak neural)
4. Lokalisasi melalui penelitian- penelitiann neuroanatomis dan komparatif.
5. Lokalisasi melalui penelitiann- penelitian biokimiawi
Otak otak kita terdiri dari 3 bagian yaitu:
a) Cerebrum
Bagian yang mengatur segenap proses mental dan aktifitasnya
b) Cerebellum
Bagian yang mengkoordinasi aktifitas urat saraf.
c) Brain stem
Bagian pusat- pusat pengatur system badani yang vital seperti jantung- paru- paru, dan respirasi.[3]
Kesadaran individu terhadap stimuli di alam sekitar maupun dalam tubuh dipimpin oleh aktifitas sel- sel khusus di dalam system saraf yang disebut “receptors”`
1. Striated muscle ,
2. Smoth muscle,
3. Cardiac muscle,
4. Duct glands,
5. Ductess glands,
Tingkah laku manusia dapat terbagi atas dua macam reaksi yaitu:
a) Respondent behavior; yaitu tingkah laku bersyarat dan tidak sengaja, selalu tergantung kepada stimuli.
b) Operant behavior: yaitu tingkah laku disengaja dan tidak disengaja tergantung kepada stimuli.
c) Lingkungan atau kultur sebagai penyumbang pembentuk readiness
Perkembangan pada diri seorang aanak tergantung pengaru lingkungan dan kultur disamping akibat tumbuhnya pada pola jasmaniah. Stimulisasi lingkungan serta hambatan- hambatan mental individu mempengaruhi perkembangan metal, kebutuhan, minat, tujuan tujuab, perasaan, dan karakter individu yang bersangkutan.
Dalam perkembangan kehidupan individu, lingkungan yang dihadapi atau direaksi semakin luas. Meluasnya lingkungan dapat melalui beberapa cara antara lain:
1. Perluasan paling nyata adalah dalam arah stimulasi fifik anak. Makin tua umur manusia makin luas pula medan gegrafis yang dihadapi, dan arah stimulasinya semakin melebar pula.
2. Manusia yang mengalami perkembangan kapasiatas intelektual dan di samping itu pemikiranya meningkat, maka dalam hidupnya terjaddi banyak perubahan lingkungan. Dengan perkataan lain, lingkungan banyak mengalami perubahan didalam diri manusia, misalnaya di dalam pengamatanya, kesan kesanya, ingatanya, imajinasinya, dan terlebih penting adalah dalam pemikiranya.
3. Akibat dari keadaan itu, terjadialah perubahan lingkungan di dalam kenanpuan individu membuat keputusan. Perubahan lingkungan itu terjadi akibat belajar serta bertambahnya kematangan manusia. Semakintua atau dewasa , manusia pun menjadi merdeka dan bertanggung jawab .dengan adanaya kemampuan mengonterol lingkungan yang lebih luas, maka makin banyyaklah kesempatan manusia untuk belajar. Dengan makin banyaknya manusia belajar, maka kematangan tidak semakin berkurang, melainkan dapat lestri bahkan mengikat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
kematangan adalah kemampuan seseorang untuk berbuat sesuatu dengan cara cara tertentu. Singkatnya ia telah memiliki intelegensi. Intelegensi. Intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai maccam jiwa erat bersangkutan di dallamnya (ingatan, fantasi,perasaan, perhatian, minat dan sebagainya yang turut mempengaruhi intelegensi seseorang)
Prinsip- prinsip pembentukan kematangan diantaranya:
1. semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk readiness
2. pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan pertumbuhan fisiologis individu.
3. pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi- fungsi kepribadian individu, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah.
4. apabilah readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri seseorang, maka saat-nsat tertentu dalam kehidupan seseorang merupakan masa formatif bagi perkembagan pribadinya.
5. adanya ciri- ciri kematangan pada diri anak ditandai dengan adanya
6. perhatian anak lamany perhatian berlamgsung
7. kemajuan jika diajar atau dilatih.
B. SARAN
Semoga makalah ini bermemfaat bagi para pembaca, serta menambah pengetahuan tentang sejarah sebagai sumber dan media pendidikan.makala ini tidak luput dari kesalahan dalam penulisan maupun dalam tata bahasa, untuk itu saya mintak kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki makalah saya, agar kedepanya makala. saya lebih baik lagi dari makalah yang sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Muhibbin Syah. 1994. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarta
Ramayulis. 2004. Psikologi Agama. Bandung: Kalam mulia
Soemanto, Wasty. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
Ahmadi, Munawar Sholeh. 2005. Psikologi perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta
[1] Sukmadinata. 2004. Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT Remaja. Hal 22
[2] Sukmadinata. 2004. Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT Remaja. Hal 34
[3] Yusuf. 2006. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal 67