MAKALAH PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

Download Makalah ini (Google Drive)

..................................................................................................................................................




Disusun guna memenuhi tugas akhir Modul belajar 3 Kuliah Daring Program PPG dalam Jabatan tahun 2018







Disusun oleh :
JOKO SURANTO
Unnes_154B
Kelas H




Dosen Pembimbing:
Setiajid
Inst154_Unnes





PROGRAM PPG DALAM JABATAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang sangat kompleks, terutama dalam pemikirannya. Sedangkan perangkat manusia yang paling kompleks adalah otak. Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung bagaimana otak bekerja dan informasi di olah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus untuk kemudian dikirim ke otak. Otak adalah tempat dimana memori atau ingatan tersimpan yang kapasitasnya tak terbatas. Namun tidak semua manusia memanfaatkan kapasitas tersebut secara optimal sehingga banyak ruang-ruang dalam otak yang tidak terisi secara baik.
Seperti yang kita ketahui bahwa memori/ingatan sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya memori, kita menggunakan konsep waktu dengan menghubungkan masa sekarang dengan pengalaman di masa lalu untuk harapan di masa depan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kita mengenal memori yang dalam hal mana juga sangat penting dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, penting untuk mempelajari pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia

1.2. Rumusan Masalah
a. Teori pengolahan informasi
b. Pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia

1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir Modul Belajar 3 pada Kuliah Daring Program PPG dalam Jabatan pada Universitas Negeri Semarang.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori pengolahan informasi
Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu melakukan persepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa pengolahan informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Ada tiga komponen utama memori ialah : Rekaman indera, memori kerja atau jangka pendek, dan memori jangka panjang. Rekaman indera adalah memori yang sangat pendek yang terkait dengan indera. Informasi yang diterima indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan dengan cepat. Begitu diterima, informasi diolah oleh pikiran sesuai dengan pengalaman dan keadaan mental kita. Kegiatan ini disebut persepsi. Rekaman indera menerima informasi dalam jumlah besar dan masing-masing indera (penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, rasa) dan menahannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari beberapa detik. Jika tidak ada yang terjadi pada informasi yang di tahan dalam rekaman indera, informasi tersebut hilang dengan cepat. Informasi yang diterima indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan dengan cepat. Memori kerja atau jangka pendek adalah sistem penyimpanan yang menampung lima hingga sembilan potongan informasi setiap saat. Informasi masuk ke memori kerja dari rekaman indera maupun memori jangka panjang. Pengulangan adalah proses pemanggilan kembali informasi untuk menempatkannya  ke dalam memori kerja. Memori jangka panjang  adalah bagian sistem memori dimana sejumlah besar informasi disimpan dalam kurun waktu yang tidak terhingga. Teori pembelajaran kognitif menekankan pentingnya membantu siswa menghubungkan informasi yang sedang dipelajari dengan informasi yang ada dalam memori jangka panjang. Bagian memori jangka panjang adalah rekaman episodik, yang menyimpan ingatan kita tentang pengalaman pribadi; memori semantik, yang menyimpan fakta dan pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu dan Skemata adalah jaringan gagasan-gagasan yang terkait untuk menuntut pemahaman dan tindakan kita.
Pemrosesan informasi merupakan bagian dari teori belajar kognitivisme. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang selanjutnya diolah sehingga menghasilkan keluaran berupa hasil belajar. teori pemrosesan informasi banyak dikaitkan dengan teori pembelajaran sibernetik (cybernetics learning). Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan informasi. Proses belajar menurut teori ini meliputi kegiatan menerima, menyimpan, dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah diterima. Belajar tidaklah hanya meliputi apa yang terlihat, yang penting bagaimana suatu proses kognitif itu terjadi di dalam diri pembelajar.

2.2 Teori-teori pengolahan informasi
Teori-teori pengolahan informasi memfokuskan perhatian pada bagaimana orang memperhatikan peristiwa-peristiwa lingkungan, mengkodekan informasi-informasi untuk dipelajari, dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang ada dalam memori, menyimpan pengetahuan yang baru dalam memori, dan menariknya kembali ketika dibutuhkan. Information processing model memandang memori manusia itu seperti sebuah komputer yang mengambil atau mendapatkan informasi, mengelolanya, mengubahnya baik bentuk dan isi, kemudian menyimpannya, dan menghadirkan kembali pada saat dibutuhkan. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa teori pemrosesan informasi merupakan model dalam teori kognitivisme yang mencoba menjelaskan kerja memori manusia dalam memperoleh, menyandikan, dan mengingat informasi.
Para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini menunjukkan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwa komponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrieval).
Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran adalah (a) membimbing siswa untuk menerima stimulus, (b) memperlancar pengkodean dan (c) memperlancar penyimpanan dan retrieval.
a.    Membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus
Sistem memori dapat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus yang akan diperhatikannya, ini juga dapat dikatakan bahwa sistem memori manusia memiliki suatu aplikasi filtrasi terhadap stimulus-stimulus yang diperhatikannya. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan bimbingan perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain:
·    Memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam hal ini pendidik akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa mengenai stimulus-stimulus yang akan dipilih. Jadi dengan demikian siswa/peserta didik akan lebih terkosentrasi pada stimulus yang telah ditentukan.
·    Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu. Dalam pengenalan awal stimulus melalui pengkodean yaitu bagaimana individu mengubah stimulus yang ada sehingga dapat di simpan dan pada waktu yang lain dapat dimunculkan kembali dengan mudah. Dalam pengkodean ini akan terjadi proses pengulangan dan menghubungkan dengan informasi lama yang sudah tertanam dalam memori manusia.
b.    Memperlancar pengkodean
Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru untuk di simpan ke dalam memori jangka panjang. Proses ini menghendaki adanya transformasi informasi menjadi kode ringkasan guna memudahkan dan mengingat kembali di waktu kemudian mengenai informasi tersebut. Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan dalam proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik.
c.    Memperlancar penyimpanan dan retrieval
Suatu taktik atau siasat pengkodean sangat penting karena hal ini dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat ditujukan berupa: irama bunyi,sajak, kata-kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrieval bagi peserta didik dalam proses belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta didik keduanya juga memberikan sumbangan yang besar dalam proses mengingat kembali terhadap informasi yang sudah tersimpan dalam memori manusia. Proses pemunculan kembali apa yang telah tersimpan atau disimpan dalam memori manusia dianalogikan dengan mekanisme penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat dikatakan bahwa retrieval dikatakan sebagai suatu proses pemunculan informasi yang tersimpan dalam Long-term Memori (ingatan jangka panjang) melalui suatu penelusuran dan penyeleksian terhadap informasi yang akan dimunculkan.

2.3 Konsepsi awal tentang teori memori manusia
Konsepsi awal tentang memori manusia menganggap bahwa memori hanya sekedar tempat penyimpanan atau kolektor informasi yang pasif selama periode waktu yang lama. Tetapi, pada tahun 1960-an periset mulai memandang memori manusia sebagai sistem kompleks yang memproses dan mengorganisasikan semua pengetahuan kita.
Cara kerja memori manusia meliputi tiga macam sistem penyimpanan ingatan, yaitu memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short-term memory) dan memori jangka panjang (long-term memory).

Sensory memory atau sensory register merupakan komponen pertama dalam sistem memori. Sensori memori menerima stimulus atau informasi dari lingkungan (seperti sinar, suara, bau, dan lain sebagainya) secara terus menerus melalui alat penerima (receptor) kita. Reseptor disebut juga dengan alat-alat indera. Informasi yang diterima disimpan dalam sensory memory kurang lebih dua detik. Keberadaan sensory memory memiliki dua implikasi dalam proses belajar. Pertama, orang harus memberikan perhatian pada informasi yang ingin diingatnya. Kedua, waktu mendapatkan atau mengambil informasi harus dalam keadaan sadar. Setelah respon diterima oleh sensory memory, otak mulai bekerja untuk memberikan makna terhadap informasi atau rangsangan tersebut.
Short-term memory atau memori jangka pendek adalah sistem memori dengan kapasitas yang terbatas di mana informasi disimpan selama 30 detik, kecuali informasi tersebut diulang atau kalau tidak diproses lebih lanjut, karena jika diproses informasi bisa disimpan lebih lama.
Long-term memory atau memori jangka panjang adalah jenis memori yang menyimpan banyak sekali informasi untuk periode waktu yang lama dalam cara yang relatif permanen. Kapasitas memori jangka panjang manusia sangatlah mengejutkan dan efisiensi di mana individu-individu bisa mendapatkan kembali informasi sangatlah mengesankan. Representasi pengetahuan dalam Long-term Memory tergantung pada frekuensi dan “keberlanjutan”. Makin sering suatu fakta, peristiwa, atau ide dijumpai, makin kuat representasinya dalam memori. Selain itu, dua pengalaman yang terjadi berdekatan waktunya akan cenderung dihubungkan dengan memori sehingga ketika salah satunya diingatkan yang satunya akan teraktifkan. Maka, informasi dalam Long-term Memory direpresentasikan dalam struktur-struktur asosiatif. Asosiasi-asosiasi ini sifatnya kognitif, tidak seperti asosiasi dalam teori “pengkondisian” yang sifatnya behavioral (stimulus dan respon). Klasifikasi Isi dari Long-term Memory adalah sebagai berikut; (1) Memori deklaratif (declarative memory) adalah pengumpulan kembali informasi yang disengaja, seperti fakta atau peristiwa tertentu yang bisa dikomunikasikan secara verbal. (2) Memori prosedural (procedural memory) adalah pengetahuan non-deklaratif dalam bentuk keterampilan dan operasi kognitif. Memori prosedural tidak bisa dikumpulkan kembali secara sadar, setidaknya dalam bentuk peristiwa atau fakta tertentu.
Memori deklaratif sendiri terdiri atas episodik dan semantik. Memori episodik (episodic memory) adalah ingatan mengenai informasi tentang waktu dan tempat terjadinya peristiwa dalam kehidupan. Memori semantik (semantic memory) adalah pengetahuan umum tentang dunia ini. Memori semantik mencakup tentang jenis pengetahuan yang dipelajari di sekolah; pengetahuan dalam bidang keahlian yang berbeda; dan pengetahuan “sehari-hari” tentang makna kata, orang-orang terkenal, tempat-tempat penting, dan hal-hal biasa.

2.4 Pemanfaatan teori pengolahan informasi dalam pembelajaran
Aplikasi pengolahan informasi dalam pembelajaran membantu para siswa meningkatkan memori, dengan cara antara lain :


Untuk Makalah Full atau Selengkapnya Silahkan Download Filenya di Sini(Google Drive)

Soalnya Aku Capek Ngetik hahah Silahkan Tinggalkan Jejak komentar sebagai Tanda Terima Kasih dan Jangan Lupa Share Keteman2 Kalian Yah Melalui Facebook, Oke



Download Makalah ini (Google Drive)

Related Posts

Subscribe Our Newsletter