MAKALAH PSIKOLOGI " HAKIKAT BELAJAR"


MAKALAH PSIKOLOGI 

HAKIKAT BELAJAR 

BAB II
PEMBAHASAN
A.Hakikat Belajar
1.      Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia :           
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
·      Pengertian Belajar Menurut Para Ahli
a)      James O. Whittaker, merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau  pengalaman.
b)      Crinbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
c)      Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adadalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melaui praktek atau latihan. Sedangkan Geoch merumuskan belajar learning is change is performance as a result of practice
d)     Cronchbach menyimpulkan belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
            Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan prilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (syah, 2003), dengan kata lain belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, dan salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh witting yaitu :
a)      Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi;
b)       Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi;
c)       Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah, 2003)

·         Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
Belajar sebagai proses atau aktivitas banyak dipengaruhi oleh bayak faktor antara lain faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar yang digolongkan menjadi faktor-faktor non-sosial dan faktor-faktor sosial. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut;
a.      Faktor-faktor non-sosial dalam belajar
Faktor-faktor non-sosial dalam belajar berupa keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang, maupun malam), tempat (letak, pergedungannya), dan alat-alat yang digunakan untuk belajar. Semua factor ini diatur sedemikian rupa, sehingga dapat membantu proses/perbuatan belajar secara maksimal.
Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus memenuhi syarat-syarat seperti di tempat yang tidak terlalu dekat dengan kebisingan atau jalan ramai, lalu   itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam ilmu kesehatan sekolah. Demikian pula alat-alat pelajaran diusahakan sedimikian rupa memenuhi syarat-syarat pertimbangan diktatis, psikologis, dan paedagogis.
b.      Faktor sosial dalam belaja
Yang dimaksud faktor sosial adalah manusia (sesama manusia), baik manusia itu kehadirannya langsung ada di tempat belajar maupun tidak langsung ada. Kedatangan orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, ada kalanya mengganggu belajar itu, misalnya seseorang yang belajar di kamar, lalu banyak orang yang hilir mudik keluar masuk di kamar itu, dan lain-lain. Faktor sosial seperti itu pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar.

2.    Prinsip-prinsip Belajar
Dalam perkembangan belajar kemudian dijelaskan oleh para ahli pendidikan diantaranya adalah pandangan slameto beliau mengungkapkan prinsip belajar sebagai berikut:
a)      Dalam belajar harus diusahakan partisipasi aktif,meningkatkan  minat dan membimbing  untuk mencapai tujuan
b)      Belajar bersifat keseluruhan dan meteri harus memiliki struktur pengajian yang sederhana atau sesuai
c)      Belajar harus menimbulkan motiasi yang kuat untuk mencapai tujuan
d)     Belajar itu kontinyu maka tahap demi tahap menurut perkembangannya
e)      Belajar adalah proses organisasi,adaptasi,dan eksploitasi
f)       Belajar harus dapat dapat mengembangkan kemampuannya tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya
3.    Jenis-jenis Balajar
Bentuk belajar menurut fungsi psikis yaitu:
a.    Belajar dinamik/konatif. Ciri khas belajar ini terletak dalam belajar berkehendak sesuatu secara wajar, sehingga orang tidak menyerah pada sembarang menghendaki dan juga tidak menghendaki sembarang hal.
b.    Belajar afektif yaitu menghayati nilai dari suatu obyek yang dihadapi melalui alam perasaan, baik obyek itu berupa orang, benda, maupun kejadian/peristiwa. Cirri yang lain terletak dalam belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk eksprei yang wajar.
c.    Belajar kognitif. Ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan suatu bentuk representasi dan mewakili semua obyek yang dihadapi
d.   Belajar senso-motorik. Cirri khasnya terletak dalam belajar menghadapi dan menangani aneka obyek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri.

4.    Tujuan Belajar
Tujuan belajar menurut sudirman  mengemukakan bahwa”dalam usaha mencapai tujuan belajar perlu adanya sistem linkungan (kondisi)belajar yang lebih kondusif. Sisitem lingkungan belajar itu sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen-komponen yang masing-masing akansaling mempengaruhi”. Adapun menurut sadirman  mengatakan bahwa ada beberapa tujuan belajar adalah sebagai berikut:
a)      Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemikiran pengetahuan dan kemempuan berpikir sebagai yang tidk bsa dipisahkan . dengan kata lain tidak dapat mengembangkankemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan ,sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
b)      Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilannitu memeng dapat di didik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan.
c)      Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatanya. untuk itu hal ini dibutuhkan kecakapan  mengrah motipasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sebagaai contoh.
5.    Aspek Belajar
Dalam hal ini, benyamin s.bloom (1956) mengemukakan hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (doman) kognitip, afektif dan psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya.
a)    Cognitive Domain (kawasan kognitif).adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang biasa diukur dengan pikir atau nalar.kawasan ini terdiri dari:
·      Pengetahuan (knowledge)
·      Pemahaman (comprehension)
·      Penerapan (aplication)
·      Penguraian ( analysis)
·      Memadukan (synthensis)
·      Penilaian (evaluasi)
b)   Affectiv Domain (kawasan efektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional ,seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Kaawasan ini terdiri dari:
·      Penerimaan (receiving/ attending)
·      Sambutan(responding)
·      Penilaian (valuing)
·      Pengorganisasian(organization)
·      Karekterisasi(characterization)
c)    Psikomotor domain (kawasan psikomotorik) adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:
·Kesiapan (set)
·Meniru (imitation)
·Membiasakan (habitual)
·Adaptasi (adaption)

B.  HAKIKAT PEMBELAJARAN
1.      Pengertian pembelajaran
Pengertian Pembelajaran Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam materi pembelajaran, sebaiknya mengetahui lebih dulu tentang hakikat belajar. Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagai suatu pola baru yang berupa kecakapan sikap kebiasaan, atau suatu pengertian. Belajar pada hakikatnya merupakan suatu usaha, suatu proses perubahan yang terjadi pada individu sebagai hasil dari pengalaman atau hasil dari pengalaman interaksi dengan lingkungannya. Belajar dalam pengertian yang lain yaitu suatu upaya untuk menguasai sesuatu yang baru. Konsep ini mengandung dua hal: pertama; usaha untuk menguasai, hal ini bermakna menguasai sesuatu dalam belajar, kedua; sesuatu yang baru dalam arti hasil yang diperoleh dari aktivitas belajar.Dalam defenisi lain dijelaskan bahwa Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajariBelajar dalam arti mengubah tingkah laku, akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.
Menurut Hamalik Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Gagne (1981) menyatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Tujuan belajar tersebut berfungsi untuk memberikan arah terhadap proses belajar. Utuk mencapai tujuan belajar, pendidik hendaknya benar-benar menguasai cara-cara dalam merancang belajar agar peserta didik mampu belajar optimal
2.    Prinsip-prinsip Pembelajaran
a)      Prinsip pembelajaran bersumber dari teori behavioritik(harten dan vdavies) pembelajaran yang dapat menimbulkan proses dengan baik apabila:
·         Peserta didik berpartisipassi secra aktif
·         Materi disusun dalam bentuk unit-unit kecil dan diorganisir secara sistematis dan logis
·         Tiap respon peserta didik diberi balikan dan disertai penguatan
b)      Prinsip pembelajaran bersumber dari teori kognitif pembelajaran akan bermakna apabila:
·         Menekankan akan makna dan pemahaman
·         Mempelakari materi tidak hanya proses mengulang, tetapi perlu adanya proses transper
·         Menekankan  pembejalaran prinsip dan konsep
c)      Prinsip pembelajaran humanisme menurut teori humanistic belajar adalah memanusiakan manusia. Pengalaman dan aktifitassa merupakan prinsip penting dalam pembelajaran.

3.    Tujuan Pembelajaran
Berikut ini ada beberapa penndapat ahli tentang tujuan pembelajran yakni:
a.    Roestiyah mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran adalah deskripsi     tentang penampilan perilaku (performance) anak didik yang diharapkan setelah mempelajari bahan pembelajaran tertentu .
b.    Dewi salma prawiradilga  menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran kompentensi yang akan dikuasai oleh pelajar jika mereka telah selesai dan berhasil menguasai materi ajar tertentu.

4.      Komponen Pembalajaran
Sebagai suatu sistem , kegiatan belajar mengajar mengandung sejumblah kmponen sebagai berikut:
a)    Tujuan
Tujuan dalam pendidikan dan pengajarn suatu cita-cita yang bernilai normatif. dengan kata lain, dengan tujuan terdapat sejumblah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik. Tujuan tersebut mempunyai jenjang dari yang luas dan umum sampai pada yang sempit dan khusus . semua tujuan itu berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, dan tujuan yang berada dibawah akan menunjang tujuan diatasnya.
b)   Bahan Pembelajaran
  Bahan pembelajaran salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan  pengajaran . dengan demikian, bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pembelajaaran. Karen abahan adalah salah satu inti dlam proses belajar mengajar yang akan disampaikan kepada anak didik.
c)    Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan, karena akan menentukan sejauh mana tujuan yang diprogramkan akan dilaksanakan dan akan melibatkan semua komponen pengajaran. Kegiatan belajar mengajar yang  tidaknya program pengajaran yang telah dilakukan pula , karena akan berpengaruh terhadap tujuan yang akan dicapai.
d)   Metode
Metode adalah suatu cara yyang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.dalam kegiatan belajar mengajar penggunaan metode bervariasi sessuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

C.       Kompleksitas Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran adlah proses yang komplek karena dipengaruhi berbagai faktor. Umtuk memahami dan meningkatakan cara pembelajaran guru harus memahami faktor tersebut yaitu:
1)      Pengaruh Budaya
Setiap budaya memliki suatu bentuk tertentu dari proses pendidikannya baik yang formal maupun yang informal. Bagaimanapun salah satu tujuan umum pendidikan aadalah melestarikan kebudayaan.
Proses melestarikan kebudayan ini dapat dilihat disemua kelompok masyarakat. Masyarakat kesukuan menjaga agar budaya dan tradisi dilestarikan melalui berbagai bentuk pendidikan seperti upacara adat, lagu, tarian, seni dan melalui pendidikan informal khusus oleh para orang tua dan sesepuh. Sementara itu masyarakat barat aktif dalam proses plestarian budaya melalui sekolah pormal, imtruksi informal, dan melalui bentuk lain seperti norma sosial dan media lainnya.
2)      Pengaruh Sejarah
Pendidikan adalah haasil dari suatu perkembangan ini biasanya berasla dari suatu”setting” bidaya sehingga mengandung budaya(metode pembelajaran) dan berkaitan dengan reproduksi budaya. Sejarah pendidikan diindonesia juga dipengaruhi oleh sejarah penjang kehidupan bangsa indonesia itu sendiri. Ketika zaman kerjaan Hindu dan Budha, intipendidikan yang diberikan kepada masyarakat adalh pendidikan tentang ajaran kedua agama tersebut yang tentu saja disertai dengan lestari atau baca tulis. Kemudian hubungan dagang dengan bangsa yang beragama islam diantaranya bangsa gujarat telah menghadirkan bangsa islam di nusantara bersama aspek-aspek pendidikanya. Adanya perjalanan sejarah yang agak berbeda antar daerah diindonesia juga mempengaruhi cara dan sikap belajaar dari satu daerah ke daeerah lainnya dinusantara.
3)      Hambatan praktis
Manusia didunia yang kurang ideal dan dalam banyak hal manusia dapat berbuat justru akibat kekurangan keidealan tersebut. Terdapt hambatan praktis yang ditemui dalam proses belajar mengajar. Guru dibatasi oleh waktu,sumber dan fasilitas. Guru juga dibatasi dengan undang-undang dan aturan yang harus siindahkan. Tidak jarang guru dibatasi adealismenya dalam belajar da pembalajaran dan pembelajaran oleh kekuatan birokrasi dan manajemen.
4)      Karekteristik Guru
Banyak hal yang mempengaruhi guru sehingga memiliki keperibadian tertentu yang unik. Lingkup buda dimana guru berkembang , masyarakat dimana masyarakat dimna guru hidup, penganruh keluarga, pengaruh agam, pengalaman akademis, pengalaman kerja, serta genetika atau pengaruhbawaan yang membentuk cara berpikir guru, semua akan membentuk gaya dan cara guru memiliki keperibadian yang beberapa hal membantu dalam menyelenggarakan pembelajaran walaupun beberapa aspek memeungkinkan perlu dimodifikasi.
5)      Karekteristik siswa
Disadari atau tidak, salah satu kegiatan pra beajar dan pemblajaran adalah mengidentifikasi karekteristik siswa. Karekteristik awal siswa meliputi berbagai asspek seperti: bahasa, latar belajar akademis, usia dan tingkat kedewasaan, latar belakang budaya, tingkat pengetahuan serta keterampilan yang mungkin syarat awal bagi pelajaran yang akan disajikan. Oleh sebab itu karekteristik individual siswa dapat dan harus diidentivikasi. Begitu juggga karekteristik umum kelompok atau kelas harus dipahami oleh guru sebelum melalui program belajar dan pembelajaran.
6)      Proses Belajar
Aspek ini berkaitan dengan proses kognitif aktual yang harus dimulai oleh siswa dalam rangka mencapai keberhasilan belajar. Ini berlangsung melalui proses penyerapan gagasan dan keterampilan baru melalui kegiatan belajar dan pembelajaraan berupa pengingatan dalam waktu yang singkat kemudian menyimpn informasi yang diterima agar kelak digunakan kembali.
Bagaimanapun proses belajar adalah rumit dan kompleks karena mencangkup  penggunaan panca indera dan proses kognitif dari peringatan dan pemecahan masalah.oleh sebab itu kondisi fisik dan psikologis harus mempertimbangkan dalam pengelolahan belajar dan pembelajaran.



Related Posts

Subscribe Our Newsletter